Pengrajin Besi Asal Madura Patahkan Perspektif Budget Receh Susah Menang, Gini Caranya WD Non Stop di Spaceman Galaxy!
Bagi banyak orang, permainan berbasis peluang seperti Spaceman Galaxy kerap diposisikan sebagai medan yang hanya ramah untuk modal besar, sementara modal kecil dianggap mustahil berbicara banyak. Tapi hal tersebut tidak berlaku untuk sosok Samsul Arifin, pengrajin besi dari Desa Lenteng, Madura. Justru dari bengkel sederhana yang dipenuhi bau besi tempa, percikan api las, dan radio lawas yang memutar dangdut pelan, muncul cerita yang mematahkan stereotip itu. Bukan cerita instan tentang keberuntungan ajaib, bukan juga mantera rahasia, melainkan kisah tentang kedisiplinan mikro, ritme berpikir rasional, dan cara melihat permainan sebagai ekosistem, bukan arena balas dendam pada angka. Di kampungnya, Samsul kini dikenal bukan karena janji "menang besar", melainkan karena pendekatan antiruet yang ia sebut yaitu main bukan untuk mengalahkan sistem, tapi untuk mengelola diri sendiri saat berada di dalamnya.
Samsul bercerita bahwa relasinya dengan Spaceman Galaxy dimulai bukan dari mimpi "mengubah hidup", melainkan rasa penasaran teknis. Baginya, permainan ini mirip seperti proses menempa besi. Ada fase pemanasan, ada tekanan, ada timing, dan ada momentum berhenti sebelum material kehilangan bentuk idealnya. "Kalau besi dipukul terus tanpa jeda, dia bukan makin keras, dia malah retak," ujarnya sambil menyalakan las listrik. Dari sanalah ia menerapkan filosofi pertama yang kini jadi ciri khasnya yaitu ritme dan reaksi emosional. Ia tidak pernah menambah intensitas hanya karena momen terasa menggoda. Alih-alih mengejar puncak, ia memantau kestabilan dirinya sendiri. Jika detak jantung mulai lebih cepat dari suara palu di bengkel, ia berhenti. Bukan berhenti karena kalah, tapi berhenti karena ada kemungkinan membuat keputusan yang salah. Paradigma ini unik, karena mayoritas pemain berhenti ketika bahan bakar habis, bukan ketika kewarasan mulai berkurang.
Aturan Bengkel dan Disiplin Sebelum Main
Strategi berikutnya adalah ia membuat "aturan bengkel" sebelum bermain. Aturan ini ditulis di kertas kardus bekas semen, ditempel di dinding, tepat di samping sertifikat kursus pengelasan miliknya. Aturan itu bukan berisi rumus permainan, melainkan daftar kondisi mental, seperti jangan main kalau sedang ingin membuktikan apa pun, jangan jadikan permainan jawaban untuk suasana hati, dan kalau mulai merasa dikejar jam, berarti sudah waktunya selesai. "Orang sering lupa, bukan permainannya yang bikin rugi, tapi keputusan kita di menit-menit kita mulai panik," katanya. Dari sudut teori perilaku, pendekatan ini mirip dengan pre-commitment strategy, yakni mengunci keputusan ketika otak masih jernih, supaya tidak mudah berubah ketika emosi mengambil alih. Dengan aturan ini, ia menganggap sesi permainan seperti jadwal kerja, ada jam mulai, ada jam selesai, dan tidak ada lembur emosional.
Selain itu, Samsul pantang memperlakukan hasil jangka pendek sebagai tolok ukur kemampuan. Saat ditanya tentang keteraturannya meraih penarikan dana kecil secara konsisten (yang oleh teman-temannya sering disebut "non stop", meski menurutnya istilah itu hiperbola kampung), ia menjelaskan bahwa konsistensi yang dimaksud bukanlah kemenangan bertubi-tubi, melainkan konsistensi menghentikan diri sebelum kehilangan kendali. Ia bahkan punya spreadsheet manual di buku tulis kotak-kotak, di mana ia mencatat bukan nominal, melainkan kondisi mental per sesi dengan fokus 90%, emosi 20%, lelah mata 60%, keputusan tergesa 0%, dan seterusnya. "Yang saya ukur bukan keberhasilan gim, tapi kualitas saya saat ada di dalam gim," ujarnya. Pendekatan ini memisahkan identitas diri dari hasil yang bersifat acak, sehingga kekalahan tidak dibaca sebagai kegagalan diri, melainkan data untuk evaluasi perilaku.
Menolak Mistik dan Berpegang pada Logika
Meski banyak yang mengira ia punya "jam rahasia" atau ritual khusus, justru yang ia jauhi adalah romantisme mistik di sekitar permainan. Katanya, mempercayai "jam hoki" sama seperti mempercayai ada momen besi bisa dilipat hanya dengan didoakan esok hari. Prosesnya tetap butuh panas, teknik, dan ukuran yang jelas. Di Spaceman Galaxy, ia memperlakukan grafik, animasi, dan sensasi tegang sebagai elemen pengalaman, bukan kode tersembunyi yang memberinya pesan semesta. "Kalau semua garis saya anggap pertanda, kepala saya penuh, kerjaan bengkel saya yang berantakan," katanya sambil tertawa. Sikap skeptis ini justru membuatnya tidak mudah goyah oleh narasi dramatis di komunitas daring, yang sering kali memperbesar makna dari kebetulan dan mengecilkan peran pengendalian diri.
Satu hal lagi yang jarang dibahas tapi menurut Samsul sangat penting adalah hubungan sosial. Ia tidak pernah bermain sendirian dalam konteks psikologis. Bukan berarti ia selalu ditemani orang secara fisik, melainkan ia membawa suara orang-orang terdekatnya sebagai rem internal. Ia sering mengulang nasihat almarhum ayahnya, "Kalau sesuatu bikin kamu lupa alasan kamu mulai, berarti kamu sudah terlalu jauh." Kalimat itu ia anggap jangkar. Ketika permainan mulai terasa seperti duel personal, ia berhenti sejenak dan bertanya, "Ini saya main atau saya lagi membuktikan sesuatu?" Pertanyaan sederhana itu lebih efektif dari apa pun yang bersifat teknis, karena mengubah permainan dari medan pertempuran kembali menjadi hiburan.
Warisan Besar dari Cara Bermain Waras
Kini, cerita Samsul menyebar dari warung kopi, grup kampung, sampai ke forum komunitas pecinta Spaceman Galaxy. Banyak yang awalnya datang mencari "cara cepat", tetapi pulang justru membawa pelajaran berbeda yaitu cara lambat yang waras lebih menguntungkan daripada cara cepat yang panas. Beberapa mencoba meniru pendekatannya, sebagian gagal karena masih tergoda sensasi instan, sebagian lagi berhasil mengubah total hubungan emosional mereka dengan gim. "Saya bukan bukti modal kecil bisa selalu besar, saya bukti bahwa modal kecil bisa aman dari kebodohan besar kalau yang pegang setir otaknya, bukan egonya," ujarnya merendah.
Pada akhirnya, kisah ini bukan tentang angka, bukan tentang seberapa sering layar menampilkan skenario yang menguntungkan, dan bukan pula tentang mengalahkan mekanisme gim. Ini tentang bagaimana seseorang dari bengkel pinggir desa membuktikan bahwa permainan berbasis peluang bukan soal dominasi modal, melainkan dominasi diri. Spaceman Galaxy bagi Samsul bukan mesin pengubah nasib, melainkan arena latihan mental paling jujur yang pernah ia temui. Dan kemenangan paling stabil yang ia klaim bukanlah saldo, melainkan kemampuan pulang dari setiap sesi dengan kepala tetap dingin, tidur nyenyak, dan besok pagi tetap bisa memalu besi tanpa ada yang terasa berat di dada. Karena menurutnya, "Yang paling mahal bukan kesempatan menang, tapi kemampuan berhenti saat semua di kepala mulai berisik."
